Cerita Dari Korban Selamat Tanah Longsor Brebes
DUAR... suara ledakan di Bukit Lio, membuat warga yang bekerja di sawah Blok Pasirpanjang Kaler, Desa Pasirpanjang, Kecamatan Salem, Brebes, langsung panik.
Halitu karena suara ledakan dibarengi pepohonan tumbang. Kepanikan warga makin menjadi ketika melihat longsoran meluncur dan menggulung, laksana ombak. Lonsoran pun menerjang area persawah tempat di mana warga tengah menanam padi.
Warga berlarian berusaha menyelamatkan diri;, namun longsoran lebih cepat dan datang menerjang.
Hal itu diceritakan Mulyono (57), salah satu korban selamat dalam musibah. Saat kejadian, warga Desa Pasirpanjang itu sedang dj jalan bermaksud merigambiJ kayu di dekat sawah.
"Ngeri kalau membayangkan kembali kejadian itu. Warga berlarian tetapi terterjang longsoran," tutur Mulyono yang masih dirawat di Ruang Amarilis, Puskesmas Bertar, Kecamatan Salem, Brebes, Kamis (222) sore.
Mulyono mengaku sempat berpikir tak akan selamat. Sebab. meski sudah berusaha lari, dia tetap terseret luncuran longsoran.
"Namun saya tersangkut dan terdorong batang pohon kelapa. Dalam kondisi sadar, saya pegangi terus (batang pohon), saya seperti hanyut terbawa longsoran;" katanya. Meski bersyukur karena selamat, buruh tani tersebut mengaku sedih karena beberapa warga meninggal dalam musibah tersebut.
"Sedih Mas, saat itu di sawah masih banyak orang yang terterjanglongsoran," ujarnya Trauma Kepala Puskesmas Bentar Kecamatan Salem, Riana Harsana mengatakan, ada 19 korban tanah longsor yang di bawa ke puskesmas. Dari jumlah itu, lima di antaranya meninggal dunia. "Korban meninggal sudah dibawa pulang pihak keluarga," kata Riana.
Kemudian 14 korban mendapatkan perawatan, dengan tiga di antaranya dirujuk ke rumah sakit, yakni Dadang (45) dan Caski (50). Kedua warga Desa Pasirpanjang itu dirujuk ke RSUD Majenang. Satu lagi, Indi Yulianti (19) warga Desa Bentar ke RS Orthopaedi Purwokerto.
"Mereka yang dirujukitu terluka parah, seperti patah tulang," katanya. Sementara pasien yang masih di puskesmas, rata-rata luka sedang dan ringan.
"Yang pasti seluruh korban selamat itu trauma," kata dia.
Kades Pasirpanjang Toro mengatakan tanah longsor merupakan musibah terbesar yang pernah terjadi di desanya.
"Musibah ini tidak pernah disangka sebelumnya. Apalagi letak Bukit Lio cukup jauh, 2 km dari sawah," kata dia. Menurutnya, seluruh korban dalam musibah itu kebanyakan warga yang menanam padi. "Ini musimtandur(tanampadi)jadi pagi-pagi banyak orang di sawah," katanya.
Halitu karena suara ledakan dibarengi pepohonan tumbang. Kepanikan warga makin menjadi ketika melihat longsoran meluncur dan menggulung, laksana ombak. Lonsoran pun menerjang area persawah tempat di mana warga tengah menanam padi.
Warga berlarian berusaha menyelamatkan diri;, namun longsoran lebih cepat dan datang menerjang.
Hal itu diceritakan Mulyono (57), salah satu korban selamat dalam musibah. Saat kejadian, warga Desa Pasirpanjang itu sedang dj jalan bermaksud merigambiJ kayu di dekat sawah.
"Ngeri kalau membayangkan kembali kejadian itu. Warga berlarian tetapi terterjang longsoran," tutur Mulyono yang masih dirawat di Ruang Amarilis, Puskesmas Bertar, Kecamatan Salem, Brebes, Kamis (222) sore.
Mulyono mengaku sempat berpikir tak akan selamat. Sebab. meski sudah berusaha lari, dia tetap terseret luncuran longsoran.
"Namun saya tersangkut dan terdorong batang pohon kelapa. Dalam kondisi sadar, saya pegangi terus (batang pohon), saya seperti hanyut terbawa longsoran;" katanya. Meski bersyukur karena selamat, buruh tani tersebut mengaku sedih karena beberapa warga meninggal dalam musibah tersebut.
"Sedih Mas, saat itu di sawah masih banyak orang yang terterjanglongsoran," ujarnya Trauma Kepala Puskesmas Bentar Kecamatan Salem, Riana Harsana mengatakan, ada 19 korban tanah longsor yang di bawa ke puskesmas. Dari jumlah itu, lima di antaranya meninggal dunia. "Korban meninggal sudah dibawa pulang pihak keluarga," kata Riana.
Kemudian 14 korban mendapatkan perawatan, dengan tiga di antaranya dirujuk ke rumah sakit, yakni Dadang (45) dan Caski (50). Kedua warga Desa Pasirpanjang itu dirujuk ke RSUD Majenang. Satu lagi, Indi Yulianti (19) warga Desa Bentar ke RS Orthopaedi Purwokerto.
"Mereka yang dirujukitu terluka parah, seperti patah tulang," katanya. Sementara pasien yang masih di puskesmas, rata-rata luka sedang dan ringan.
"Yang pasti seluruh korban selamat itu trauma," kata dia.
Kades Pasirpanjang Toro mengatakan tanah longsor merupakan musibah terbesar yang pernah terjadi di desanya.
"Musibah ini tidak pernah disangka sebelumnya. Apalagi letak Bukit Lio cukup jauh, 2 km dari sawah," kata dia. Menurutnya, seluruh korban dalam musibah itu kebanyakan warga yang menanam padi. "Ini musimtandur(tanampadi)jadi pagi-pagi banyak orang di sawah," katanya.
0 Response to "Cerita Dari Korban Selamat Tanah Longsor Brebes"
Posting Komentar
Terimakasih mengirim komentar, Anda akan mendapat tanggapan dari kami secepatnya, Terimakasih.