Episode 8 - Kehadiran Santri Undig dan Sejarah Nama-nama wilayah di Cilacap
Untuk sementara, marilah kita beralih terlebih dahulu dan kita tinggalkan Kadipaten Donan dengan segala ceritanya, dan kita sekarang beralih ke Kadipaten Limbangan dengan ceritanya.
Diceritakan, disebelah utara kadipaten itu, mengalir sebuah sungai besar yang disebut dengan sungai Serayu. Hubungan antara daerah utara dengan selatan dan barat baru bisa tercapaidengan jalan menyebrangi sungaitersebut. Pada suatu hari menjelang matahari condong ke barat. Daerah Limbangan kedatangan seorang pemuda yang dalam perjalanannya itu singgah di suatu tempat untuk menunaikan sembayang Dhuhur.
Sejarah Bulupayung
Karena saat itu panasnya bukan kepalang, maka dicarilah tempat untuk berteduh di bawah pohon bulu yang rindang. Pemuda itu kemudian duduk istirahat di bawahnya. Segala bawaannya termasuk sebuah payung dan diletakkan disampingnya. Setelah melaksanakan sembahyang dhuhur, pemuda itu melanjutkan perjalanannya. Tempat pemuda itu istirahat dan sembahyang kemudian diberi nama sebagai daerah Bulu Payung.
Sejarah Pesanggrahan
Sepanjang perjalanan itu, sang pemuda menyebarkan ajaran Agama Islam (dakwah). Sampai kemudian tida di sebuah tempat, berhentilah pemuda itu dan menetap beberapa hari lamanya. Pekerjaan sehari-harinya juga mengajarkan pengertian-pengertian kepada penduduk di tempat itu. Karena pekerjaanya itu selalu menyebarkan Agama Islam, oleh peduduk setempat pemuda itu kemudian disebut dengan julukan “waliyulloh”. Dan tempat di mana pemuda itu menetap untuk beberapa hari lamanya disebut dengan daerah Pesanggrahan, yang berasal dari kata mesanggrah, yang artinya menginap.
Sejarah Kesugihan
Setelah menetap di pesanggrahan, pemuda itu kemudian melanjutkan perjalanannya ke arah selatan hingga sampai di sebuah tempat dan menetap juga ditempat itu hingga beberapa hari lamanya. Setiap hari yang dilakukan oleh pemuda itu adalah menyebarkan ajaran-ajaran Agama Islam. Penduduk yang menerima ajaran Agama Islam itu merasa bahagia dan bertambah pengetahuannya hingga merasa menjadi orang yang diberi kekayaan ilmu. Tempat itu kemudian diberi nama Kasugihan, artinya Kaya dengan Ilmu.
Di Kasugihan pun, sang pemuda itu tidak menetap begitu lama, dan kemudian melanjutkan perjalanannya dan menuju ke arah matahari terbenam.
Sejarah Sumur Gemuling
Perjalanannya melalui hutan belukar di mana di sana-sini suah terdapat ladang ladang dan tanah pegagan yang diusahakan oleh penduduk. Waktu itu, diceritakan sudah memasuki waktu ‘Asar, pemuda itu bermaksud untuk mengambil air wudhlu tetapi malang sekali karena untuk mengambil air wudlhu itu sangat sulit. Tidak jauh dari sebuah tempat, nampaklah beberapa orang yang sedang berkerumun didekat sebuah sumber air yang ternyata airnya sangat sedikit sehingga sulit untuk diambilnya.
Melihat hal ini, sang pemuda itu kemudian menegur: “Ki sanak, bolehkah kiranya saya menolong ki sanak mengambil air itu? Aku sendiri pun sedang membutuhkan air itu untuk mengambil wudhlu.” Setelah orang –orang itu memberikan jalan pada pemuda itu, pemuda itu kemudian memeang tepi kolam (belik) dan diinginkannya hingga airnya tumpah dan mudah diambil. Kolam atau belik yang sudah miring itu kemudian disebut dengan sebutan Sumur Gumuling. Dari sumber air itulah pemuda itu dapat mengambil air wudhlu dan dapat melaksanakan sembahyang ‘Asar.
Hingga sekarang, Sumur Gumuling itu selain terkenal dan banyak dikunjungi anak-anak bertamasya juga ada sebagian orang yang menganggapnya keramat. Malah pada suatu waktu pada abad ke XX, sekitar tahun 1930 tempat tersebut pernah dikunjungi oleh Sri Susuhunan Pakubuwono ke X Surakarta.
Sejarah Kahuripan/ Kuripan
Dari tempat itu sang pemuda melanjutkan perjalanannya ke arah selatan dan sampailah disebuah tempat, di mana ia untuk beberapa hari lamanya menempat ditempat itu. Pedukuhan itu belum mempunyai nama. Ujar kisah penduduk pedukuhan tersebut, sedang mengalami malapetaka yang sangat hebat yakni diserang wabah yang sangat dahsyat.
Demikian banyaknya orang sakit dan meninggal dunia. Hingga diceritakan, terserang pagi, siang mati. Terserang Siang, sore mati. Terserang Sore, malam mati. Betapa sedihnya penduduk tempat itu, kita dapat membayangkannya sendiri.
Di tempat itu pemuda pendatang tersebut sambil menyebarkan ajaran agama Islam, hatinya merasa sangat terharu melihat penderitaan yang dialami penduduk pedukuhan itu.
Sambil memohon kepada Allah swt, dengan jalan sembahyang, pemuda itu mencoba memberikan pertolongan pada oarnag-orang yang jatuh sakit. Ternyata dengan ridho Allah, obat penawar yang diberikan oleh pemuda itu berhasil menyembuhkan.
Tak lama kemudian wabah penyakit itu lenyap. Dan penduduknya kembali sehat.
Penduduk pedukuhan itu melihat pemuda yang berwajah tampan dan menjalankan ibadah membeikan julukan kepada pemuda itu dengan sebutan Bagus Santri, (seorang santri yang berwajah tampan).
Di kemudian hari daerah pedukuhan itu disebut dengan nama daerah Kahuripan, atau yang sekarang lebih populer dengan nama Kuripan. (Urip = hidup).
0 Response to "Episode 8 - Kehadiran Santri Undig dan Sejarah Nama-nama wilayah di Cilacap"
Posting Komentar
Terimakasih mengirim komentar, Anda akan mendapat tanggapan dari kami secepatnya, Terimakasih.