Episode 6 - Akhir Kisah Penyerangan Kerajaan Galuh ke Noesatembini

Di Pajajaran, sang Raja masih menunggu kembalinya para utusan, tetapi ternyata tidak kunjung datang dan tanpa kabar beritanya seolah ditelan bumi. Maka kemudian diutuslah Adipati Pusar menuju Noesatembini dengan tugas mencari berita tentang utusan yang terdahulu. Tetapi betapa terkejutnya Adipati Pusar, sesampainya di daerah Noesatembini, ternyata apa yang dibayangkan sebelumya sangat jauh berbeda dengan kenyataannya.

Keraton Noesatembini yang ujar ceritanya adalah keraton yang megah, ternyata apa yang dijumpai adalah hanya hutan belukar belaka. Benteng-benteng yang konon terbuat dari bentang rumpun bambu yang berapis tujuh pun juga tinggal tonggak-tonggaknya saja.

Dikisahkan, bahwa Adipati Pusar pun tidak berani kembali ke Pajajaran, dan kemudian menetap di Noesatembini hingga akhirnya meninggal di sana.

Inilah pintu masuk dimana Adipati Donan, Adipati Denggung dan Adipati Pusar dimakamkan, yaitu di Tempat Pemakaman Umum Karangsuci Cilacap

Setelah meninggal dunia, Adipati Pusar dimakamkan disebuah tempat yang sekarang disebut dengan Karang Suci. Makam Adipati Pusar di Karang Suci berada di dekat makam Adipati Denggung.
Adapun keraton Noesatembini menurut perkiraan arahnya, sekarang ini berada di kompleks Pelabuhan Cilacap, tepi sebelah timur Bengawan Donan tidak jauh dari dermaga pertamina, dengan dermaga atau tambatan I pelabuhan Cilacap.

Menurut sementara orang, di tempat tersebut terdapat ruang antara du dermaga yang konon katanya tidak bisa ditutup atau dibuat dermaga hingga sekarang.

Setiap usaha untuk menutup tempat untuk dijadikan dermaga selalu gagal. Menurut kepercayaan, tempat tersebut sangat “wingit”, karena ujar cerita ditempat itulah bekas “Mahligai Keraton Noesatembini”. Tempat itu, sementara orang menyebutnya dengan sebutan Dermaga Buntung.

Share this post