Episode 7 - Jaman Kadipaten Donan dan Kehadiran Burung Garuda Beri
Daratan pantai selatan pulau Jawa terutama yang berada di dekat pulau Nusakambangan kala itu merupaka hutan yang kondisinya di sana-sini adalah rawa-rawa.
Daerah itu dikeal sebagai daerah Keraton Noesatembini yang sudah tidak berpenghuni.
Daerah itu dikeal sebagai daerah Keraton Noesatembini yang sudah tidak berpenghuni.
Agak ke utara, membentang sebuah daratan yang sudah ada penghuninya dan daerah itu sudah ada yang menyebutnya dengan sebutan “Donan”.
Konon, menurut sejarah setempat, daerah Donan waktu itu masih merupakan daerah hutan di mana masih terdapat beraneka macam margasatwa. Donan kala itu selain berbahaya karena banyaknya binatang buas, juga masih sangat “wingit”.
Beberapa waktu kemudian, mulailah berdatangan orang-orang dari luar daerah ke wilayah Donan. Peristiwa itu terjadi pada akhir abad ke XIV. Di antara pendatang itu terdapat rombongan dari Banyumas yang dipimpin ole Raden Ronggosengoro utusan dari Adipati Mrapat menantu dari Adipati Wirasaba.
Raden Ronggosengoro kemudian menetap di daerah Donan dan selanjutnya karena berhasil memimpin rakyat yang ada di adaerah itu dan sedikit demi sedikit merubah daerah itu menjadi daerah yang ramai, maka Raden Ronggosengoro diangkat menjadi Adipati Donan.
Pengangkatan itu selain karena ia pandai memimpin rakyat disitu, juga karena Ia memiliki hubungan dengan pejabat tinggi, yakni sebagai menantu adipati Wirasaba.
Di bawah pimpinan adipati Ronggosengoro, daerah Donan berangsur-angsur menjadi daerah yang makmur. Penduduknya hidup bahagia dan merasa aman.
Kehadiran Burung Garuda Beri
Beberapa saat kemudian, rakyat disekitar Kadipaten Donan menjadi cemas, akibat adanya gangguan dari seekor burung raksasa yang kebanyakan orang menyebutnya dengan sebutan Burung Garuda Beri.
Konon, burung tersebut sering memangsa hewan-hewan rakyat, dan bukan itu saja, tetapi pada suatu saat manusiapun menjadi sasaran burung raksasa itu.
Kecemasan itu bukan saja menimpa rakyatnya saja, tetapi Adipati Donan pun merasa gelisah akibat gangguan dari burung tersebut yang konon bersarang di Pulau Nusakambangan. Adipati Donan dengan segala kemampuannya mengerahkan rakyatnya untuk membun*h Burung Garuda Beri itu, namun masih belum berhasil.
Kemudian, Adipati Donan pergi ke Demak menghadap Adipati Demak, karena menurut petunjuk para Nujum, satu-satunya senjata yang ampuh dan mampu untuk membun*h Burung garuda Beri itu adaah pusaka yang dimiliki Adipati Demak Bintoro, sebilah pusaka berbentuk cis bernama Kyai Tilam Upih. Kepergian Adipati Donan ke Demak Bintoro itu adalah dengan maksud untuk meminjam pusaka tersebut, dan ternyata dikabulkan.
0 Response to "Episode 7 - Jaman Kadipaten Donan dan Kehadiran Burung Garuda Beri"
Posting Komentar
Terimakasih mengirim komentar, Anda akan mendapat tanggapan dari kami secepatnya, Terimakasih.