Episode 19 - Kisah Donan di Serang Bajak Laut
Pada masa pemerintahan kasunanan Surakarta PB IV, adalah seorang Tumenggung bernama Raden Tumenggung Kartanegara II yang mempunyai lima orang putra. Satu diantara putranya adalah Raden Tumenggung Kertanegara III yang menggantikan menjadi Bupati Najaka di Surakarta.
Sunan Surakarta PB IV, memerintahkan kepada Tumenggung Kertanegara III untuk pindah ke daerah Donan, sebuah tempat di pantai selatan pulau Jawa yang dekat dengan Nusakambangan.
Daerah Donan pada saat itu sedang dilanda sebuah kerusuhan hebat dikarenakan adanya Bajak Laut. Untuk menanggulangi kerusuhan-kerusuhan itu dikirimkan sejumlah pasukan keraton di bawah pimpinan Tumenggung Kertanegara III. Tetapi akhirnya Raden Tumenggung Kertanegara III tidak mau tinggal di daerah Donan, tetapi di daerah Ngajah (Sekarang daerah sebelah Selatan Gombong, Jawa Tengah). Sedang pimpinan pasukan yang berada di daerah Donan diserahkan kepada Raden Ronggo Kertarana.
Prajurit-prajurit yang ditempatkan di daerah Donan menempatkan dirinya di tepi pantai yang dikenal dengan nama Tjongot Wetan. Para prajurit membuat benteng-benteng untuk kubu pertahanan mereka. Selain prajurit bertugas untuk mengamankan daerah itu dari bajak laut, mereka juga melakukan cocok tanam untuk keperluan sehari-hari di daerah Tjongot Wetan tersebut.
Pada suatu hari, di tahun 1737 Saka, atau 1801 M ketika para prajurit sedang asyik bercocok tanam, tiba-tiba menyerang ke benteng pertahanan mereka sejumlah tidak kurang dari 250 orang bajak laut yang konon berasal dari Celebes, Borneo. Benteng pertahanan dapat dihancurkan oleh para bajak laut dan Raden Ronggo Kertarana dapat ditangkap dan dileyapkan, tubuh raden Ronggo Kertarana kemudian dipotong-potong sedemikian rupa oleh bajak laut dan prajurit lainnya kocar-kacir.
Dengan hancurnya prajurit didaerah Tjongot Wetan itu, Bajak laut dengan leluasanya melakukan pembajakan dan kerusuhan di daerah Donan sampai ke daerah Jeruk legi.
Raden Kertorono yang terbunh dan badannya dipotong-potong kemudian dimakamkan dalam keadaan terpisah-pisah.
Sunan Surakarta PB IV, memerintahkan kepada Tumenggung Kertanegara III untuk pindah ke daerah Donan, sebuah tempat di pantai selatan pulau Jawa yang dekat dengan Nusakambangan.
Daerah Donan pada saat itu sedang dilanda sebuah kerusuhan hebat dikarenakan adanya Bajak Laut. Untuk menanggulangi kerusuhan-kerusuhan itu dikirimkan sejumlah pasukan keraton di bawah pimpinan Tumenggung Kertanegara III. Tetapi akhirnya Raden Tumenggung Kertanegara III tidak mau tinggal di daerah Donan, tetapi di daerah Ngajah (Sekarang daerah sebelah Selatan Gombong, Jawa Tengah). Sedang pimpinan pasukan yang berada di daerah Donan diserahkan kepada Raden Ronggo Kertarana.
Prajurit-prajurit yang ditempatkan di daerah Donan menempatkan dirinya di tepi pantai yang dikenal dengan nama Tjongot Wetan. Para prajurit membuat benteng-benteng untuk kubu pertahanan mereka. Selain prajurit bertugas untuk mengamankan daerah itu dari bajak laut, mereka juga melakukan cocok tanam untuk keperluan sehari-hari di daerah Tjongot Wetan tersebut.
Ilustrasi penyerangan Bajak Laut ke Donan melalui Tjongot Wetan |
Dengan hancurnya prajurit didaerah Tjongot Wetan itu, Bajak laut dengan leluasanya melakukan pembajakan dan kerusuhan di daerah Donan sampai ke daerah Jeruk legi.
Raden Kertorono yang terbunh dan badannya dipotong-potong kemudian dimakamkan dalam keadaan terpisah-pisah.
0 Response to "Episode 19 - Kisah Donan di Serang Bajak Laut"
Posting Komentar
Terimakasih mengirim komentar, Anda akan mendapat tanggapan dari kami secepatnya, Terimakasih.